GoPro Bangkrut, Benarkah?

2 min read

Kabar tak sedap sedang menyelimuti pabrikan kamera aksi asal Amerika Serikat, GoPro. Seperti yang diberitakan oleh Tech Crunch, Go Pro bakal memiulangkan lebih dari 200 karyawan mereka yang berada di divisi drone. Pemutusan hubungan kerja ini disebabkan oleh kalah bertarungnya produk Go Pro Karma yang kalah pamor dengan DJI dan drone-drone lainnya.

Dalam beritanya, Tech Crunch juga menyebutkan bahwa pengetatan anggaran hingga pemutusan kerja sebenarnya sudah bukan berita baru. 2016 lalu, penjualan GoPro sebenarnya juga sudah mulai terlihat melesu di berbagai lini produk.

Anjloknya pendapatan GoPro cukup jauh dari harapan. Kuartal IV 2017, mereka diperkirakan mendapatkan USD 340 Juta (Rp 4,5 Triliun). Jumlah tersebut sebenarnya belum mampu mencapai target yang diharapkan yakni senilai USD 470 Juta (Rp 6,3 Triliun). Bahkan, pendapatan yang berhasil mereka raih di periode yang sama pada 2016 cukup jauh di atas target total USD 540 Juta (Rp 7,2 Triliun). Hal ini merupakan pencapaian terburuk GoPro sejak mereka menjadi perusahaan publik pada 2014.

CEO GoPro, Nick Woodman, mengatakan bahwa mereka tengah menjajaki beberapa opsi untuk menjalin kemitraan dengan perusahaan lain, atau bahkan menjual GoPro ke perusahaan yang berminat.

“Jika ada peluang bagi kami untuk bersatu dengan perusahaan yang lebih besar, maka itu akan menjadi perhatian utama kami dalam meningkatkan skala jangkauan GoPro,” kata Woodman.

“Kami berkomitmen untuk membangkitkan kembali bisnis kami pada 2018. Dengan roadmap dan pengeluaran operasional yang diprediksi lebih sedikit, GoPro dapat menunjukkan pertumbuhan pada semester I 2018,” tutur Woodman.

“Tentunya, kami akan menjalankan bisnis dengan sungguh-sungguh sebagaimana niat kami untuk tetap independen,” tutupnya, seperti yang dilaporkan oleh CBN.

 

Photo courtesy gopro.com, mygolfspy

You May Also Like

More From Author