Pasca vakum kemenangan selama empat tahun, George Gandranata akhirnya dapat kembali mengangkat trofi. Kendati harus berjuang melalui babak playoff bersama Almay Rayhan Yaqutah yang sama-sama mendapat skor -7, pegolf yang banyak diidolakan oleh para pegolf muda ini akhirnya dapat memecahkan cangkang setelah memenangi seri 17 ini.
“Terus terang di partai final ini saya nervous. Tapi, semalam sebelumnya, saya bicara dalam hati bahwa saya ingin menang lagi. Saya tenamkan itu dan saya visualisasikan. Termasuk juga visualisasi putting. Semalam saya juga bilang ke diri saya bahwa di golf ga peduli lo nervous. Lo harus close the deal, kejar. Dan ternyata it’s works!”
Menjadi gelar ketiga di lapangan yang sama yakni Lotuslake, kemenangan di Seri 17 ini juga merupakan kemenangan pertama sejak ia menjadi ayah pada 2021.
Lotuslake Golf Club, Karawang, bukanlah lapangan yang mudah ditaklukkan. Lapangan yang tertata apik ini sejatinya juga menyimpan banyak jebakan. Selain green yang tak mudah diantisipasi, fairway-fairway panjang yang melelahkan perlu strategi khusus untuk menghadapinya. Apalagi, ditambah dengan cuaca panas di sepanjang dua hari turnamen membuat para pegolf yang masuk ke babak final mengalami kelelahan.
“Suhu udara tiga hari ini sangatlah panas. Soal siasat untuk menjaga stamina selama pertandingan saya memiliki tips rahasia. Tapi yang jelas saya selalu minum kopi. Selain itu, di cuaca yang panas seperti ini saya sering menggunakan baju putih,” ungkap George Gandranata.