Pegolf Indonesia Rayhan Latief bakal membawa lebih daripada sekadar 14 stik golfnya pada ajang Asia-Pacific Amateur Championship, yang akan dimulai Kamis (23/10) besok. Ia akan melangkah sambil membawa kenangan akan almarhum sang ayah sembari mengejar impian masa kecilnya pada pekan ini.

Pegolf berusia 18 tahun ini akan tampil untuk keempat kalinya secara berturut-turut pada kejuaraan amatir paling bergengsi di Asia Pasifik ini. Ia sangat menyadari bahwa kemenangan bakal menghadiahinya undangan untuk bermain pada The Masters dan The Open tahun depan, sesuatu yang ia dan mendiang ayahnya, Hasanuddin Abdul Latief, sering bicarakan.
”Inspirasi saya bersumber dari kedua orangtua saya. Mereka kerap memberikan 1.000 persen usaha mereka; bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan buat saya. Sekarang, saya mesti memberikan usaha semaksimal mungkin demi kebaikan diri saya,” ujar Rayhan, yang kini merupakan pegolf Indonesia dengan World Amateur Golf Ranking tertinggi, No.226.
Tahun lalu Hasanuddin meninggal dunia dalam usia 71 tahun. Almarhum menjadi sosok yang penting dalam memperkenalkan olahraga ini dan mendorong Rayhan mengejar impiannya. Sementara sang ibu, Sunarni Darmorejo, menemaninya mengikuti turnamen-turnamen di Indonesia dan seluruh dunia, sang ayah, yang juga menggemari olahraga dengan aktif bermain golf, tenis meja, dan seni bela diri, mempertajam mentalitas dan pendekatan Rayhan terhadap golf tanpa tedeng aling-aling.

”Beliau bisa menanamkan mental pembunuh di dalam diri saya,” ujar Rayhan. ”Beliau bisa mengangkat saya dari bawah hingga ke atas. Beliau tahu cara memotivasi saya, menyemangati saya ketika patah arang. Beliau sepenuhnya mengenal saya. Tidak semua anak mau mengobrol dengan orangtua mereka, tapi beliau tahu apa yang saya rasakan dan saya senang mengobrol dengan beliau. Beliau banyak membantu saya, tahu kapan bersikap keras dan kapan bersikap lembut. Pengaruh beliau buat saya sangatlah besar.”
Dalam usia 8 tahun, Hasanuddin memperkenalkan golf kepada Rayhan dengan membawanya ke driving range setempat. Awalnya, ia berniat mengajari putranya itu bermain golf sebagai olahraga sosial. Sampai mereka menemukan kanal YouTube milik pegolf Australia, Karl Vilips, yang saat itu merupakan calon bintang dan kini sudah berstatus juara PGA Tour.
”Kami tak berniat untuk mengikuti turnamen-turnamen internasional,” ujar Rayhan. ”Tapi kemudian kami mulai menonton kanal YouTube Karl, dan ayah meminta saya untuk mulai serius dengan golf saya. Skor pertama saya 114 dan 108 pada kejuaraan nasional tahun 2015 dan barulah kemudian saya memenangkan turnamen pertama saya. Dari sana, kami selalu mencari cara untuk bisa bermain lebih baik sampai kemudian bertemu pelatih Tony Blacker, yang berpendapat kalau saya bisa menjadi kompetitif di luar negeri.
”Ayah saya benar-benar maniak golf. Beliau sudah bermain golf selama lebih dari 40 tahun, dan tiap bulan selalu membawa pulang piala. Saya pun ingin melakukan hal yang sama, dan itulah titik balik buat saya untuk mulai bermain golf dengan lebih serius.”
Rayhan masih mengingat kenangan manis ketika bersama sang ayah mereka menonton video cuplikan dari Masters Tournament 2004. Ketika itu Phil Mickelson memenangkan Jaket Hijau yang terkenal itu untuk pertama kalinya dan bagaimana mendiang kakek Phil telah ”mengarahkannya” untuk memasukkan putt kemenangan di hole 18 pada putaran final itu.
Kini pemuda yang baru menjalani tahun pertamanya pada University of North Texas ini meyakini kenangan dan arwah sang ayah akan memandunya ketika bersaing menghadapi para pegolf amatir terbaik Asia Pasifik di Majlis Course, di Emirates Golf Club dengan target memenangkan gelar prestisius ini pada hari Minggu nanti.
”Saya dan ayah membahas bagaimana kakek Phil menginginkannya untuk memenangkan The Masters, yang ia wujudkan tahun 2004. Hal pertama yang muncul dalam benak Phil ialah ’Saya pikir beliau mengarahkan bola itu untuk masuk’ baginya agar memenangkan The Masters,” kenang Rayhan.
”Saya mengingat hal tersebut lagi sekarang. Saya benar-benar berharap dan tahu kalau saya bisa memiliki kesempatan untuk bermain di Augusta National tahun depan, minimal dalam waktu dekat. Ayah saya pasti akan senang sekali.”

Rekan-rekan Rayhan, Asa Najib Bhakti, Amadeus Christian Susanto, Kenneth Sutianto, dan Randy Bintang juga menjadi bagian dari total 120 pegolf elite di Emirats Golf Club. Randy, 21 tahun, yang sempat memimpin klasemen pada putaran pertama di Jepang tahun lalu sampai akhirnya finis T19, juga akan tampil untuk keempat kalinya secara berturut-turut. Kenneth akan tampil untuk ketiga kalinya, sedangkan Amadeus untuk kedua kalinya. Adapun Asa akan melakoni penampilan perdananya pada Kejuaraan ini.
“Kami memulai sesi latihan dengan suasana yang cukup santai, tapi tetap fokus. Kondisi lapangan cukup bersahabat, jadi tidak terlalu banyak faktor teknis yang harus diperhitungkan. Area di green juga tidak terlalu tricky, sehingga fokus utama latihan kami lebih ke fairway dan penyempurnaan. Kami juga menyempatkan latihan di beberapa green yang dianggap krusial,” kata Rayhan Abdul Latief seusai menyelesaikan sesi latihan resminya.