Miyu Yamashita sukses menorehkan sejarah baru dengan menjadi juara AIG Women’s Open 2025 di Royal Porthcawl Golf Club, Wales. Pegolf berusia 23 tahun tersebut tampil sangat solid sejak putaran pertama hingga babak final, sebelum akhirnya menutup turnamen dengan total skor -11 (sebelas di bawah par) yang tak mampu dikejar para pesaingnya. Kemenangan ini menjadi pencapaian mayor pertamanya dan sekaligus mempertegas dominasi Jepang di panggung golf profesional putri dunia.

Kesuksesan Yamashita bukan hanya tentang trofi, namun juga tentang ketenangan dan kedewasaan permainannya dalam menghadapi kondisi lapangan yang terkenal sulit. “Kemarin saya merasa tidak bermain dalam performa terbaik,” ujar sang juara. “Setelah bermain, saya berbicara dengan ayah saya yang juga pelatih saya, dan kami mengevaluasi beberapa hal dalam ayunan serta permainan saya. Saya sangat senang dengan penyesuaian yang saya lakukan hari ini hingga akhirnya bisa meraih kemenangan.” Ungkap Yamashita.
“Ini adalah tujuan saya, sesuatu yang telah saya upayakan sepanjang hidup saya, bisa dibilang sebuah mimpi,” ujar Miyu Yamshita seusai menjadi Juara AIG Women’s Open yang baru.
“Ini adalah hasil kerja keras setiap hari, melakukan perubahan, melakukan perbaikan, dan bisa melakukannya sekarang dan menyebut diri saya seorang Juara adalah hal yang sangat istimewa.” tambah Yamashita di hadapan awak media.
Turnamen bergengsi AIG Women’s Open 2025 memasuki hari keempat dengan tensi kompetisi yang semakin panas. Miyu Yamashita berhasil menunjukkan performa penuh determinasi untuk tetap berada di jalur juara. Konsistensi pukulannya apalagi dengan cuaca yang tak menentu, Yamashita masih tampil prima untuk bertahan di papan atas klasemen pada tiga ronde awal.

Sementara itu, pegolf tuan rumah Charley Hull tak mau tinggal diam di hadapan publik sendiri. Dukungan penonton lokal memberi semangat tambahan bagi Hull untuk terus menempel ketat Yamashita. Strategi agresif dengan pendekatan ke green yang presisi membuat duel keduanya menjadi tontonan utama hingga babak akhir. Rivalitas ini menjadi sorotan utama media Inggris maupun Jepang, menambah atmosfer dramatis sepanjang minggu turnamen.
“Di babak final, saya menikmatinya dan saya suka sekali sensasi adrenalinnya. Rasanya luar biasa. Rasanya seperti sukses besar,” kata Hull yang berhasil bukukan skor -9 (Sembilan di bawah par) di putaran akhir.
Dari data leaderboard yang dirilis oleh Ladies European Tour (LET), dominasi pegolf Asia masih terasa kuat. Selain Yamashita, beberapa pegolf dari Korea Selatan dan Thailand turut menghuni posisi sepuluh besar. Kondisi lapangan Royal Porthcawl yang terkenal dengan angin pantai kuat serta kontur fairway bergelombang tampaknya justru memberikan keuntungan bagi para pegolf Asia yang terbiasa bermain dalam tekanan kondisi ekstrem.
Seiring meningkatnya pamor turnamen, AIG Women’s Open tahun ini kembali menawarkan total hadiah fantastis serta poin penuh untuk Race to Costa del Sol. Hal tersebut menjadikan turnamen ini sebagai sorotan utama kalender golf profesional putri dunia. Keberhasilan penyelenggara menghadirkan lapangan klasik seperti Royal Porthcawl juga mendapat pujian dari berbagai pihak karena mampu menyajikan tantangan berbeda setiap harinya.

Pertumbuhan pesat golf perempuan di Asia dalam satu dekade terakhir menjadikan ajang seperti AIG Women’s Open sebagai barometer penting perkembangan kualitas atlet-atlet kawasan ini. Keberhasilan pegolf Jepang dan Korea Selatan mendominasi ajang mayor menjadi inspirasi bagi negara-negara lain termasuk Indonesia yang mulai aktif mengikuti berbagai turnamen internasional berlevel tinggi. Dengan semakin banyaknya atlet muda putri maupun pegolf profesional Indonesia mendapat eksposur kompetisi global, diharapkan akan lahir generasi baru yang mampu bersaing di panggung utama seperti AIG Women’s Open.

Tidak hanya persaingan di papan skor, cerita inspiratif datang pula dari beberapa pegolf muda yang mencuri perhatian melalui kejutan performa di sepanjang pekan. Hadirnya rookie berbakat menunjukkan regenerasi atlet golf wanita berjalan positif. Semangat kompetitif mereka memberi warna tersendiri, memperlihatkan bahwa masa depan golf putri dunia kian cerah dan kompetitif.

Menjelang putaran penentuan, publik golf dunia menantikan apakah Miyu Yamashita mampu mempertahankan performa gemilangnya di tahun-tahun berikutnya. Dengan ketatnya persaingan plus faktor cuaca yang sulit diprediksi, apa pun masih bisa terjadi. Satu hal yang pasti, AIG Women’s Open 2025 kembali membuktikan diri sebagai panggung utama bagi para pegolf wanita terbaik dunia untuk mencetak sejarah.