Asaba Indonesia Senior Pro-Am 2025 resmi menutup musim di Klub Golf Bogor Raya dengan kemenangan impresif dari Jamel Ondo, yang mencatat 4 birdie, 2 bogey, dan skor 2-under 69, unggul dua stroke dari Park Wonjung. Dalam lapangan yang pendek namun penuh jebakan dan pin position yang menantang, Jamel Ondo tampil sabar namun agresif. Sebuah perpaduan yang menjadi kunci ketika banyak pemain terjebak tiga hingga empat putt akibat salah menempatkan bola di green.

Seri penutup yang menghadirkan sekitar 150 pegolf senior, amatir, dan ladies ini kembali menegaskan pentingnya pelibatan pemain lintas level. Banyak pegolf amatir yang turun merupakan murid dari para senior pro, menjadikan turnamen ini ruang belajar langsung mengenai manajemen lapangan, mental bertanding, dan strategi kompetitif. Format ini sekaligus memperkuat pembinaan dan jejaring antargenerasi yang menjadi nilai utama ASABA sejak seri pertama.

Kemenangan Jamel Ondo di Bogor Raya memiliki makna lebih dari sekadar trofi. Ia mengakui bahwa turnamen ini menghadirkan tekanan ganda—baik dari sponsor maupun dari tanggung jawab agar seri ASABA dapat berlanjut tahun depan. “Saya bermain nothing to lose, tapi tetap fokus karena tekanan besar itu ada. Alhamdulillah saya bisa membuktikan kalau saya masih bisa berprestasi di ajang senior,” ujar Jamel Ondo. Ia menambahkan bahwa performanya membaik karena akhirnya dapat fokus pada pertandingan, setelah sebelumnya ikut mengurus hal-hal non-teknis di seri-seri awal.
Perjalanan lahirnya ASABA Indonesia Senior Pro-Am 2025 sendiri datang dari obrolan sederhana, sebelum akhirnya diresmikan melalui asosiasi. “Awalnya kita sering main sama grup IT, lalu muncul ide bikin acara bareng pro. Dari situ ditawarkan tiga seri tapi harus legal. Saya pertemukan dengan Pak Agus, klop, dan jadilah Seri 1, Seri 2, dan Seri 3,” kata Jamel Ondo. Ia juga mengungkapkan bahwa ucapan sponsor tentang “harus naik podium” menjadi tekanan tambahan, namun justru memotivasinya hingga berhasil meraih hasil terbaik di seri pamungkas ini.
Konsistensi mental menjadi faktor terbesar kemenangan Jamel Ondo. “Skill pro itu hampir sama. Yang membedakan itu mental dan manajemen lapangan. Bogor Raya tricky. Kalau main serobot, habis. Jadi saya sabar, tapi tetap agresif,” jelasnya. Pin position yang sangat menantang juga menjadi ujian tersendiri. “Ini bukan pin fun. Semua di ujung dan slope-nya susah. Salah on, selesai.”
Kemenangan ini menjadi penutup tahun yang istimewa bagi Jamel Ondo. “Saya puas karena bisa melewati tekanan dari sponsor dan membawa pulang trofi untuk keluarga. Bukan soal hadiahnya, tapi karena saya bisa membuktikan diri,” katanya. Sebelumnya, Jamel Ondo juga pernah menang di Halim 1, namun ia menyebut kemenangan di ASABA terasa berbeda karena statusnya yang resmi dan kompetitif.
Lebih jauh, Jamel Ondo menilai ASABA Series ini sebagai tonggak penting bagi para pegolf senior Indonesia. “Selama saya main golf, baru kali ini ada event resmi khusus senior seperti ini. Ini memacu kami lagi, membuat senior tidak merasa kalah bersaing dengan reguler,” ujarnya. Ia juga berharap pembinaan dapat diperluas, termasuk peluang bagi juara seri senior untuk mendapat spot di turnamen besar. “Kalau bisa masuk Indonesia Open atau Masters, itu bagus sekali. Supaya senior juga punya jenjang,” tambahnya.

Jamel Ondo pun membuka pintu kolaborasi ke berbagai daerah, termasuk Batam, selama seluruh kegiatan tetap disahkan asosiasi. Ia juga mengajak lebih banyak pencinta golf untuk mendukung atau mengambil bagian dalam ASABA Series. “Turnamen senior itu enak, suasananya hangat, dapat sarapan dan makan siang, dan semua saling menghargai sponsor. Ini wadah yang positif,” tutupnya.
Dengan meningkatnya antusiasme dan kontribusi komunitas, PGATI memastikan bahwa ASABA Senior Pro-Am Series akan kembali digelar pada 2026, dengan format yang terus disempurnakan. Kemenangan Jamel Ondo di Bogor Raya pun menutup musim dengan energi optimistis—bahwa golf senior Indonesia kini memiliki rumah kompetisi yang lebih hidup, terstruktur, dan menjanjikan masa depan.
