OUR NETWORK

Dari Museum ke Lapangan Golf

Ina Silas – General Manager Taman Dayu Golf Club & Resort

Diiringi oleh lagu-lagu lawas era 80an, kami berbincang santai dengan General Manager baru Taman Dayu Golf Club & Resort. Kiprahnya di dunia permuseuman di Indonesia tak perlu diragukan lagi. Pernah menjadi “orang paling sibuk” di House of Sampoerna, Surabaya, serta menjadi pembicara TEDx, kini beliau kembali ke lapangan golf.

Peran penting hospitality secara profesional dalam pengelolaan lapangan golf kini sedang ia wujudkan di Taman Dayu, berikut wawancara Golfmagz bersama Ina Silas, General Manager Taman Dayu Golf Club & Resort;

Apa yang melatarbelakangi Anda untuk membawa hospitality museum ke lapangan golf?

  • Lapangan golf dan museum sebenarnya memiliki kesamaan: sama-sama mementingkan pelayanan. Ketika diminta untuk mengelola museum, saya paham bahwa museum bukanlah gudangnya barang-barang kuno saja tapi yang paling penting adalah tentang hospitality, atau bagaimana memberikan pelayanan yang baik ke pengunjung. Penerapan standard pelayanan yang saya terapkan tersebut membuat pengunjung menjadi nyaman selama berkunjung ke museum, dan secara tujuan edukasi koleksi museum juga jauh lebih tercapai. Pentingnya pelayanan ke pengunjung ini kemudian menjadi standard untuk museum-museum di Indonesia. Konsep ini pula yang kemudian saya terapkan di lapangan golf.

Apa yang membuat Anda berani memutuskan untuk kembali ke lapangan golf?

  • Selain karena saya sudah pernah mengelola Club House sebuah Golf Course di tahun 1994, inti dari pengelolaan museum dan lapangan golf tidak ada bedanya. Keduanya sama-sama bagaimana pentingnya pelayanan yang prima. Perbedaannya lebih pada tipe pelanggan: bila di museum kami menerima kunjungan mulai dari tukang becak, pelajar, sejarawan, Menteri hingga anggota DPR dari dalam dan luar negeri yang diversitasnya luas. Sedang di golf tipe pelanggannya sudah lebih jelas.

Anda pernah mengelola lapangan golf di Jawa Timur sebelum ke House of Sampoerna. Apa ilmu yang bisa Anda terapkan di Taman Dayu ini?

  • Saya suka mempelajari hal-hal baru. Dengan ilmuilmu baru itu saya dapat membangun komunikasi, dengan berbagai latar belakang orang yang saya temui. Ke mereka yang suka olahraga sayapun bisa mengobrol dengan mereka, ketika bertemu dengan para adventurer, pembicaraan kami pun bisa nyambung. Seandainya, mau berbicara mengenai bisnis, ayo saja. Termasuk juga sosial politik. Nah, di golf semua hal tersebut dapat saya lakukan. Para pegolf itu memiliki pengetahuan dan jam terbang yang tinggi, sehingga saya pun juga harus memiliki pengetahuan yang luas.

Sejak kapan Anda main Golf dan apa tantangan yang Anda hadapi ketika kembali ke lapangan golf?

  • Saya main golf kali pertama tahun 1994-1995. Tantangan saya saat ini sebenarnya cukup sederhana yaitu bagaimana saya harus dapat bermain golf lagi, untuk mengembalikan ilmu olahraga yang sempat saya pelajari ini (sambil tertawa).

Sebagai GM baru di Taman Dayu, apa rencana Anda kedepannya?

  • Saya masih sangat baru di Golf Taman Dayu. Ada banyak hal yang harus saya pelajari terlebih dahulu baik dari sisi internal, eksternal, ekspektasi para member dan tamu lainnya. Mempelajari pelanggan Hotel dan ruang pertemuan untuk MICE. Hal-hal seperti ini harus saya pelajari dengan cepat untuk menentukan strategi di tahun-tahun mendatang yang harus kami siapkan. Selain itu, Taman Dayu sebagai lapangan golf memang sudah bagus, namun imej Taman Dayu sebagai sebuah Golf Resort masih harus kami tingkatkan. Karena kami berharap dapat membawa Taman Dayu sebagai Golf Resort Terbaik di Indonesia.

Sejauh ini apa yang telah Anda pelajari dari Taman Dayu?

  • Dengan melakukan pengelolaan lapangan golf Taman Dayu secara mandiri, manfaat yang kami dapatkan adalah kami dapat mengenal lebih dekat dengan pelanggan kami. Dengan berkomunikasi langsung dengan mereka, kami dapat mengetahui ekspektasi mereka yang akan kami wujudkan dalam bentuk strategi dan pembenahanpembenahan. Untuk para golfer, apakah saat ini ada penawaran terbaru dari Taman Dayu? Selain golf dengan pemandangan yang indah, Taman Dayu juga dilengkapi dengan Hotel, Bungalow, Villa dan ruang-ruang pertemuan yang bisa dipakai untuk berbagai acara seperti Wedding dan MICE. Selain itu kami juga memiliki lapangan terbuka untuk kegiatan outbond, gathering, konser dan lainnya. Beberapa korporasi sering menginap di hotel kami, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan golf, atau outbound. Selain itu ada juga perusahaan yang mengadakan pertemuan, sambil ingin belajar golf di driving range. Lumayan untuk menghilangkan penat dan kejenuhan.

Sejauh ini apa perbedaan mengurus museum dan lapangan golf?

  • Melayani pemain golf umumnya kami harus dapat harus bergerak cepat, karena mereka ingin melihat perubahan dengan cepat. Sedangkan pengunjung museum, mereka tidak terlalu demanding, namun kami dituntut kreatif membuat berbagai program. Ekspektasi pemain golf tentunya lebih tinggi dari pengunjung museum oleh karena itu bila timbul sebuah ketidak sesuaian dengan ekspektasi mereka, masukan mereka saya anggap sebagai sesuatu yang positif. Mereka ingin membawa Taman Dayu untuk menjadi lebih baik lagi.

Dalam waktu dekat apa rencana Taman Dayu?

  • Kami selalu menyelenggarakan acara akhir tahun baik untuk para member maupun untuk umum. Di 2019 nanti, kami tentunya akan melakukan penyesuaian tarif, yang tujuannya adalah kembali kepada para pemain golf, yakni menjaga kualitas produk kami, yakni lapangan golf yang terpelihara dengan baik, serta memastikan terus terjaganya profesional dan semangat dari team kami. Kami juga berharap Taman Dayu Golf Club and Resort dapat menjadi pilihan utama bagi turnamen berskala nasional dan internasional seperti yang sudah berlangsung di tahun ini, dan juga menjadi pilihan tempat Resort bagi korporasi dan keluarga yang sambil berkegiatan seperti meeting atau gathering, juga ingin belajar golf secara menyenangkan.

Comments