Jeeno Thitikul: Dominasi Tak Terbantahkan di CME Group Tour Championship 2025

Social Share

Atthaya ‘Jeeno’ Thitikul kembali menunjukkan mengapa namanya kini berada di barisan terdepan bintang golf dunia. Di CME Group Tour Championship 2025 yang diadakan di Naples, Florida ini, pegolf muda Thailand ini tampil dengan performa yang bukan hanya solid, tetapi juga historis. Ia bermain dengan ketenangan seorang juara besar, presisi, dan mematikan, bahkan sejak tee pertama hingga putt terakhir.

Turnamen penutup musim LPGA ini menjadi panggung sempurna bagi Jeeno untuk menegaskan dominasinya. Dengan skor total 26 under par total 262, ia menyamai pencapaian kemenangannya tahun sebelumnya dan memperlihatkan betapa konsistennya ia di level tertinggi. Highlight terbesar datang di ronde ketiga ketika ia membukukan 8 under par 64, termasuk empat birdie beruntun dari hole 11 sampai 15 dan sebuah birdie lagi di hole 17. Akurasi 11 dari 14 fairway, 15 green in regulation, serta hanya 25 putt menegaskan betapa sempurnanya ritme permainannya.

Atthaya Thitikul (THA) hari kedua Simone APAC CUP 2023 – Pondok Indah Golf, Jakarta / Foto; Yongki Hermawan

Kemenangan ini juga menjadikan Jeeno sebagai wanita kedua dalam sejarah yang berhasil menjuarai CME Group Tour Championship secara berturut-turut, mengikuti jejak Ko Jin Young. Namun yang membuat titel ini semakin spesial adalah konteks hadiah turnamen: tahun ini, total purse CME Group Tour Championship meningkat menjadi US$ 11 juta, menjadikannya turnamen dengan hadiah tertinggi di LPGA Tour. Dari jumlah tersebut, juara berhak membawa pulang US$ 4 juta, yang tetap menjadi hadiah tunggal terbesar dalam olahraga golf wanita. Bahkan pemain di posisi terakhir dari 60 peserta pun dijamin membawa pulang minimal US$ 55.000, berkat peningkatan struktur pembagian hadiah yang disepakati dalam perpanjangan kontrak sponsor CME–LPGA.

Bagi Jeeno sendiri, hadiah besar itu bukan hanya angka, tetapi simbol dari musim yang luar biasa. Dengan kemenangan ini, ia menutup 2025 dengan scoring average 68.681—rekor terendah sepanjang sejarah LPGA—melewati catatan legendaris Annika Sörenstam yang bertahan sejak 2002. Tak heran jika Vare Trophy dan Rolex Player of the Year juga jatuh ke tangannya. Nama Jeeno tak hanya berdiri di podium, tetapi juga di buku sejarah.

Memulai ronde final dengan keunggulan enam pukulan, ia sempat mendapat tekanan dari pesaing yang mulai panas, namun Jeeno tetap tenang dan justru mengakhirinya dengan birdie di hole 18—cara yang paling elegan untuk menutup musim. Mental baja dan presisi teknisnya memperlihatkan bahwa usia muda bukan alasan untuk meragukan kualitas seorang juara.

“Saya merasa sangat terhormat bisa memecahkan rekor Sorenstam, sesuatu yang tak pernah saya impikan sebelumnya. Ini benar-benar luar biasa memiliki rekor seperti itu,” kata Thitikul. Dia juga mengenang momen sulit di musim ini, mengaku sempat sangat terpukul setelah kehilangan di Kroger Queen City Championship sampai menangis dengan es di matanya. Namun, Thitikul mengatakan pengalaman itu justru membuatnya belajar menjadi lebih rendah hati dan jujur terhadap perjalanan kariernya. Dia menegaskan bahwa kebahagiaan dan kesedihan dalam karier pasti datang silih berganti, dan semua hasil di lapangan tidak mendefinisikan siapa dirinya. Setelah melewati masa sulit itu, dia mampu mempertahankan gelar juara di CME Group Tour Championship untuk kedua kalinya secara berturut-turut.

Jeeno Thitikul dari Thailand menerima trofi dan jaket CME Group dari CEO CME Group, Terry Duffy, setelah kemenangannya pada babak final CME Group Tour Championship 2025 di Tiburón Golf Club pada 23 November 2025 di Naples, Florida. / Foto: Dok. LPGA – CME Group Tour Championship 2025

Thitikul menutup pernyataannya dengan refleksi tentang tahun 2025 yang penuh pelajaran tentang ketahanan dan kerendahan hati, serta kebahagiaan bisa menikmati perjalanan yang dia jalani sebagai pemain golf profesional nomor satu dunia

 

You May Also Like

More From Author