Dalam dunia golf profesional yang penuh presisi, satu kesalahan kecil bisa berujung fatal. Itulah yang baru saja dialami pegolf asal Tiongkok, Muni He, ketika ia didiskualifikasi dari Aramco China Championship 2025 akibat menandatangani kartu skor yang salah.
Turnamen berhadiah 2 juta dolar AS yang digelar di Mission Hills Resort, Shenzhen itu seharusnya menjadi momen istimewa bagi Muni He yang tampil di depan publik negaranya sendiri. Namun, kesalahan administratif di meja pencatatan skor membuatnya harus angkat kaki lebih cepat dari lapangan.
Melalui akun Instagram-nya, pegolf berusia 26 tahun itu menuliskan, “Saya tidak akan bermain besok karena menandatangani kartu skor yang salah. Ini pertama kalinya dalam 20 tahun saya bermain golf kompetitif. Saya sangat kecewa hal ini terjadi di depan publik Tiongkok, tapi saya bertanggung jawab penuh atas kesalahan ini.”
Padahal, performa Muni He terbilang solid. Ia membuka ronde pertama dengan 4-under-par 69, lalu mencatat par 73 di ronde kedua. Hasil tersebut sempat menempatkannya di posisi T-35 sebelum insiden diskualifikasi terjadi.

Kasus seperti ini bukan pertama kalinya menimpa pegolf profesional. Jordan Spieth, salah satu bintang PGA Tour, juga mengalami hal serupa pada Genesis Invitational 2024. Setelah menandatangani kartu skor yang mencatat par di lubang tempat ia sebenarnya mencetak bogey, Spieth pun didiskualifikasi.
Ia menulis di media sosial X (Twitter), “Hari ini saya menandatangani kartu skor yang salah. Aturannya sudah jelas, dan saya menerima konsekuensinya. Ini sepenuhnya kesalahan saya.”
Demikian pula dengan Heather Angell, pegolf profesional wanita, yang terpaksa didiskualifikasi dari KPMG Women’s PGA Championship 2025 karena menulis skor satu pukulan lebih rendah di satu lubang. Kesalahan kecil, tapi konsekuensinya besar.
Menurut Rules of Golf pasal 3.3b, pemain bertanggung jawab penuh terhadap skor di kartu yang mereka tandatangani. Bila skor yang tertulis lebih rendah dari skor sebenarnya, maka pemain otomatis didiskualifikasi. Namun bila lebih tinggi, skor tersebut tetap dihitung.
Meski demikian, sejumlah lembaga golf profesional mulai meninjau ulang kebijakan tersebut. PGA Tour kini memberikan waktu singkat bagi pemain untuk memperbaiki kesalahan setelah meninggalkan area pencatatan — langkah kecil yang diambil untuk mengurangi diskualifikasi akibat kesalahan administratif yang tidak disengaja.
Dari kasus Muni He, Jordan Spieth, hingga Heather Angell, satu hal menjadi jelas: golf menuntut kesempurnaan, bahkan di luar permainan itu sendiri. Ketelitian tak hanya berlaku di fairway atau green, tapi juga di meja pencatatan skor.
Kesalahan tanda tangan kartu mungkin terlihat sepele, namun di olahraga yang menjunjung tinggi integritas seperti golf, hal ini adalah bentuk tanggung jawab profesional. Seperti kata Muni He, “Sebagai pegolf, saya harus bertanggung jawab atas situasi ini.”
Dengan makin ketatnya regulasi dan meningkatnya profesionalisme di setiap turnamen, para pegolf kini ditantang bukan hanya untuk memainkan pukulan terbaik, tetapi juga memastikan setiap skor yang tercatat — benar-benar mencerminkan perjuangan mereka di lapangan.
