Ormsby Juara, Pegolf Indonesia Tampil Menjanjikan di JAKIC 2025

5 min read
Social Share

Jakarta International Championship (JAKIC) 2025 berakhir penuh tensi dan drama di Damai Indah Golf – Pantai Indah Kapuk (PIK) pada Minggu (5/10). Pegolf Australia, Wade Ormsby, akhirnya keluar sebagai juara setelah mengalahkan Scott Vincent (Zimbabwe) lewat babak play-off satu hole. Keduanya sama-sama mencatat skor total 268 atau 12-under-par, sebelum Ormsby memastikan kemenangan usai pukulan kedua Vincent masuk ke air di sebelah green. Gelar ini menjadi trofi kelima Ormsby di Asian Tour dan gelar keduanya di ajang International Series, setelah sebelumnya menang di International Series Thailand 2023.

Wade Ormsby (AUS) / Foto: Yongki Hermawan

Bagi Ormsby, kemenangan ini terasa sangat istimewa. Sehari sebelumnya, ia sempat mengalami momen sulit karena terkena penalti yang menghapus satu pukulan keunggulannya. Namun, pemain berusia 45 tahun itu mampu mengendalikan emosinya dan bangkit di hari terakhir. “Itu mengecewakan, ya, tapi saya sudah meresetnya tadi malam dan bertekad menuntaskan pekerjaan hari ini,” ujar Ormsby. “Setelah beberapa bulan off, saya bekerja keras minggu lalu bersama pelatih saya, Grant Field. Walaupun permainan saya belum sempurna, saya puas dengan putting di awal turnamen dan hasil akhir ini sangat berarti.”

Penonton mengikuti flight champion yang diisi oleh Wade Ormsby, Scott Vincent, dan Gaganjeet Bhullar pada putaran final Jakarta International Championship yang diadakan di Damai Indah Golf – PIK Course (5/10) / Foto: Yongki Hermawan

Kemeriahan JAKIC 2025 juga diramaikan oleh performa solid para pegolf Indonesia yang berhasil lolos cut. Kevin Caesario Akbar tampil sebagai pegolf tuan rumah dengan hasil terbaik. Ia membukukan skor 68-68-69-69 (6-under-par 274) dan finis di posisi T29, pencapaian terbaiknya dalam ajang International Series sejauh ini. “Bisa main konsisten under par selama empat hari itu sangat amat patut disyukuri,” ujar Kevin dengan senyum puas. “Dari tee box ke green saya puas banget, tee off saya bagus, fairway banyak kena, green in regulation juga banyak. Mungkin tinggal improve di putting karena banyak peluang birdie dari jarak lima sampai enam meter yang belum masuk,” tambahnya.

Kevin C. Akbar / Foto-Yongki-Hermawan

Salah satu momen penting bagi Kevin terjadi di hole 15 pada putaran terakhir, ketika ia sukses mencatat birdie dari posisi sulit. “Tee box-nya dimundurkan, sekitar 200 meter dengan angin melawan. Saya dan Agi (caddie-nya) sepakat untuk main aman short of the green, tapi pukulan saya malah sedikit pull dan bola jatuh di apron. Untungnya roll up ke green dan satu putt bisa masuk. Itu salah satu hole yang paling berkesan hari ini,” ceritanya sambil tertawa.

Meski begitu, Kevin menyadari masih ada ruang untuk berkembang, terutama di area scoring game. “Kalau melihat dari ball striking minggu ini saya bersyukur banget, tapi bisa lebih di-improve lagi di approach game dan putting. Jadi ke depan mungkin fokus latihan di putting sama approach wedge supaya bisa bikin skor under lebih banyak lagi,” ujarnya.

Gabriel Hansel Hari (INA) / Foto: Yongki Hermawan

Sementara itu, Gabriel Hansel Hari, yang baru dua bulan berstatus profesional, menyelesaikan turnamen dengan skor 70-68-79-72 (9-over-par 289) di posisi ke-76. Meski hasilnya belum maksimal, Hansel tetap memetik banyak pelajaran dari pengalaman bermain di level tertinggi Asian Tour ini. “Mungkin dua hari pertama yang paling memuaskan. Driver dan iron game saya bagus banget. Dua hari terakhir agak kurang karena mungkin kecapekan, dan minggu ini putter-nya juga belum maksimal,” ungkapnya.

Hansel sempat mencetak satu-satunya birdie hari itu di hole 11. “Pukulan saya menyisakan empat meter dan bisa masuk, tapi sayangnya banyak juga putting 2–3 meter yang malah nggak masuk,” jelasnya. Menariknya, Hansel juga tengah beradaptasi dengan putter barunya dari Ping, model yang juga digunakan oleh Viktor Hovland. “Saya lagi coba putting pakai line dan pakai putter baru ini. Dalam dua bulan terakhir putting saya kurang bagus, jadi semoga ini bisa bantu performa lebih baik ke depan.”

Hansel juga menilai bahwa tantangan di PIK tahun ini jauh lebih berat dibanding tahun sebelumnya. “Lapangan par 70 ini bikin beda. Tahun ini lebih susah, bisa dilihat dari skor pemain yang lebih tinggi. Green-nya licin banget, angin kencang, dan panasnya luar biasa,” ujarnya. Ia menambahkan, “Strategi di hole-hole par 5 yang diubah jadi par 4 tetap sama, cuma risiko makin besar karena ada air dan posisi tee box dimajukan.”

Ke depan, Hansel sudah menyiapkan jadwal padat untuk menutup musim 2025. “Besok berangkat ke Vietnam, lalu ke Filipina (ADT), mungkin lanjut ke Mesir, dan kalau bisa masuk akan main di Aramco, lalu Q-School bulan Desember dan All Thailand Golf Tour,” jelasnya optimistis.


Scott Vincent (ZBE) / Foto: Yongki Hermawan

Suksesnya penyelenggaraan debut JAKIC 2025 juga mendapat apresiasi besar dari berbagai pihak. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa turnamen ini adalah bagian dari visi menjadikan Jakarta sebagai kota olahraga global. “Bagi Jakarta, turnamen ini lebih dari sekadar golf. Seiring transformasi menjadi Kota Global, kami ingin dikenal bukan hanya sebagai pusat bisnis dan budaya, tetapi juga sebagai destinasi olahraga,” ujarnya.

Wade-Ormsby-Kredit-Foto-Faizal-Rachman-JAKIC

Dengan hasil positif, penyelenggaraan rapi, serta kiprah membanggakan dari pegolf Indonesia, Jakarta International Championship 2025 menegaskan diri sebagai panggung baru golf dunia — tempat di mana nama-nama besar berduel, dan bintang-bintang muda Indonesia mulai bersinar.

You May Also Like

More From Author