Singapore Ladies Masters telah selesai. Pegolf 17 tahun Pang Runzhi berhasil mengalahkan hujan, lembab, termasuk kelelahan fisik di Laguna Natonal Golf Resort.
Pang berhasil keluar dar ikatan bersama Cai Danlin. Penutupan yang menegangkan dimana Pang melepaskan dua pukulan terakhirnya untuk memastikan kemenangan di salah satu seri China Ladies Professional Golf Association (CLPGA) yang diadakan di luar China.
“Saya bermain 33 hole. Hal ini melelahkan secara mental dan fisik. Namun, saya menjalani semuanya dengan tenang dan saya sangat senang bisa mendapatkan terobosan hanya dalam start keempat saya di CLPGA,” kata Pang.
Sementara, dua pegolf Indonesia yang ikut ambil bagian, Patricia Sinolungan dan Holly Victoria Halim berhasil menyelesaikan tiga putaran yang menguras keringat. Pegolf profesional Indonesia yang berkarir di Australia, Holly Victoria Halim menyudai Singapore Ladies Masters dengan berada di posisi T32. Sementara Patricia Sinolungan finis di posisi T40.
Sirkuit China LPGA merupakan palagan panas yang tak mudah dilalui. Ada banyak pegolf wanita profesional dari China, Tahiland, Jepang, Malaysia, Filipina, Indonesia dan dari negara-negara lain yang terus menempa diri untuk bisa menduduki rangking teratas dan masuk dalam panggung utama LPGA.
Hingga Juni 2024, China LPGA telah mengadakan lima seri dengan satu seri di luar China (Singapore Ladies Masters). Ada yang menarik dari kelima seri yang telah diadakan ini. Setidaknya ada dua turnamen yang berhasil dimenangi oleh pegolf-pegolf muda China. Pertama adalah Ren Yijai, pegolf amatir berusia 14 tahun yang tidak hanya berhasil memenangi Beijing Women’s Challenge melainkan juga berhasil menjadi pemenang termuda dalam sejarah China LPGA.
Talenta muda china berikutnya tentu saja Pang Runzhi yang telah mengukir namanya dalam sejarah dengan memenangkan Singapore Ladies Masters, ia menjadi pegolf wanita China pertama yang meraih kemenangan di Singapura.
Pang sendiri memulai bermain golf sejak usia 6 tahun dan menjadi profesional pada November 2023, kini ia mengarahkan pandangannya untuk melanjutkan kesuksesannya di tur CLPGA serta memiliki keinginan tinggi untuk dapat berkompetisi di Tur LPGA.
Dinamika persaingan junior golf dunia kini sedang sangat kompetitif. Salah satu faktor yang membuat para pegolf di China muda China menguasai China LPGA tentu bukan hanya soal keuntungan menjadi tuan rumah. Lebih dari itu, dalam beberapa dekade terakhir China berfokus pada pengembangan golf bagi talenta-talenta muda muda mereka termasuk dengan membangn berbagai platform kompetisi yang berkelanjutan serta promosi golf secara luas dan menarik bagi para pegolf junior termasuk para pemain elit dan pemula. Selain pengembangan bakat, China juga terus mengupayakan untuk menghapus hambatan dengan menjadikan golf sebagai olahraga yang mudah diakses dan inklusif.
“Saya memainkan satu putaran latihan di Tianjin Women’s Open dengan pemenang seri sebelumnya lalu di Beijing Women’s Challenge. Saya melihat bahwa permainan pegolf junior China berada pada level yang kompetitif. Mereka tampak seperti pantas berada di acara profesional, permainan mereka juga sangat mendukungnya. Saya sudah memikirkan apa yang bisa diadopsi dari permainan mereka, untuk pegolf amatir di Indonesia, dan bahkan diri saya sendiri sebagai pegolf profesional touring. Yang penting hanyalah skor rendah dan menang. Jadi, bermain lebih baik,” Ungkap Patricia Sinolungan memberikan pandanganya terkait dengan kemajuan prestasi para pegolf amatir di China, setelah melakoni beberapa seri China LPGA Tour serta yang terakhir adalah Singapore Ladies Masters.
