Dalam waktu dekat kompetisi golf bagi para disabilitas akan digelar. Turnamen bertajuk The G4D Open 2024 yang digelar di Woburn ini bertujuan untuk membuat golf semakin inklusif.
Di Indonesia sendiri belum pernah digelar turnamen golf disabilitas. Namun, tahukah kalian bahwa di Indonesia ada pegolf tunanetra. Bahkan ada satu pegolf perempuan tunanetra yang sempat mengikuti turnamen golf bagi penyandang low vision di Fukuoka, Jepang.
Di balik perjalanan seorang pegolf tunanetra hingga berhasil dua kali mengikuti turnamen bergengsi di Jepang, ada seorang pelatih golf yang telah berdedikasi untuk mengenalkan dan melatih golf kepada para tunanetra. Pelatih golf profesional yang memfokuskan diri untuk melatih golf bagi tunanetra sejak masih di Korea Selatan ini setidaknya telah memiliki dua murid tunanetra.
Lee Chung Gi atau biasa disapa Pak Leo memiliki tehnik mengajaran yang berbeda kepada murid-murid golf tunanetranya. Selain harus bersuara lantang dan berulang ketika memberikan instruksi, ia juga harus rela badannya diraba: dari kaki, tangan bahkan hingga jari-jarinya. Termasuk punggung dan pinggang, leher, bahu hingga kepala. Saat tunanetra menirukan gerakan yang diajarkan, Pak Leo juga melakukan koreksi jika terjadi kesalahan. Koreksi dilakukan secara langsung, dengan membetulkan kesalahan-kesalahan yang masih dilakukan muridnya.
Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana posisi badan yang harus dicapai oleh para pegolf tunanetra. Pak Leo sendiri mengatakan bahwa sebenarnya tak ada teknik atau metode khusus yang ia terapkan, namun di awal karir sebagai pelatih golf tunanetra, Pak Leo menyadari bahwa tunanetra sangat peka dengan audio. Oleh sebab itu ia mengasosiasikan gerakannya dengan gerakan dan bentuk badan . Rupanya metode seperti ini justru cara yang paling mudah dimengerti oleh tunanetra.
Selain memberikan instruksi, dalam setiap turun lapangan Pak Leo juga mengajari caddy yang mendampingi murid-murid golf tunanetranya. Langkah ini ditempuh oleh Pak Leo supaya mereka mandiri dan tidak terus bergantung kepadanya.
Pak Leo juga mengatakan bahwa golf adalah olahraga yang paling tepat bagi tunanetra. Pasalnya, jika pegolf biasa secara psikologis akan terganggu dengan adanya hambatan yang ada di depan mereka, para tunanetra malah tidak merasakan tekanan tersebut. Jadi mereka bisa bermain dengan leluasa.