Swing Pride Musicians

4 min read

Selama pandemi, bakat-bakat yang pernah tertidur kinii mulai dibangunkan kembali. Salah satunya tentu saja golf. Mengaku gila olahraga sejak kecil, dua musisi yang sedang aktif berlatih hingga rajin ikut turnamen ini menceritakan muasal perkenalan mereka dengan dunia golf. Lalu, apakah golf di mata Ilham dan Ilman merupakan olahraga yang memiliki masa depan?

Swing Pride Musicians 2

Kenapa golf?

Ilham: Waktu SMP, sebenarnya fokus sama di olahraga lari. Saya sempat jadi atlet DKI Jaya. Soal golf,  awalnya memang dilatih sama bapak. Bahkan, beliau pernah menawarkan saya untuk terjun menjadi atlet golf. Ini karena bapak melihat saya ada potensi. Dulu juga sempat dilatih sama pro. Kesini, saya memilih berlatih bersama pegolf profesional.

Ilman: 2012 – 2014, Saya mulai lebih kenal dengan golf. Perjumpaan dengan Angga yang satu band dan Alit disitu mulai lebih serius main golf. Turun lapangan bareng dan berlatih. 2014-2019 saya berhenti total. Tidak turun lapangan sama sekali. Pertengahan 2019 saya mulai lagi, trigger-nya saya ganti peralatan dan mulai belajar lagi.

Apakah olahraga (golf) mempengaruhi kreativitas atau cara-cara bekerja kalian?

Ilham: Kalau saya, karena dari awal tidak pernah terpikir untuk ngeband, jadi olahraga seperti pendukung untuk menjadi lebih bugar saja. Karena juga saya suka berolahraga. Otomatis sekarang sangat berguna dalam stamina. Sementara ketika ngeband, buat karya, disukai orang dan ini adalah bentuk tanggung jawab saya.

Ilman: Sangat berpengaruh. misalnya cara berhadapan dengan orang, fokus saya jadi lebih dan saya jadi lebih menghargai proses. Untuk penciptaan musik juga saya sering mendapatkan inspirasi nada ketika di lapangan.

Terbiasa berolahraga sedari kecil, apa dampaknya ke golf?

Ilhman: Kata banyak teman saya adalah tipikal orang yang fast learning. Flexibility saya juga bagus.

Ilman: Karena dari kecil saya terbiasa olahraga, utamanya bola jadi tubuh saya terlatih untuk lentur. Saya sebenarnya kidal (left handed). Di golf, karena tidak bertemu alat yang khusus kidal maka saya harus melakukan adaptasi. Saya mudah beradaptasi dengan peralatan baik musik ataupun golf yang biasa bukan kidal. Orang yang ketika kecil sering berolahraga menurut saya lebih fleksibel, muscle memorinya lebih gampang.

Kalian Berdua dilatih oleh Rinaldi, Seberapa bermanfaatnya berlatih bersama pro?

Ilham: Karena saya dilatih sama Rinaldi, ia sangat membantu step-step golf saya. Mulai dari, attitude, game plan, tehnik, mental bahkan sampan pshy war-nya. Sangat detail. Renaldi memengaruhi cara-cara saya bermain golf. Bukan cuma Renaldi, sih, tapi juga pelatih-pelatih pro lainnya.

Ilman: Di 2019 ketika kembali lagi ke lapangan, saya bertemu dengan Rinaldi. Ia punya metode-metode pelatihan yang sederhana untuk kami yang newbie. Itu yang membuat kami nyaman.

Saat ini, banyak orang termasuk musisi ataupun artis yang mencoba golf, tanggapan kalian?

Ilham: Tren ini bisa naik grafiknya juga karena pandemi. Orang merasa nyaman juga karena memang kondisinya sangat memungkinkan untuk social distancing. Senang sih, jadi banyak teman bukan cuma artis, atau anak band. Dulu susah cari teman main golf, kalau sekarang gampang banget. Dari kalangan musisi juga sudah mulai banyak.

Ilman: Banyak temen-teman musisi yang tartarik main golf. Ini jug the power of social media, sih. Ada beberapa yang ingin tahu ada yang ajak main bersama.

Akan sejauh mana kalian di dunia golf?

Ilham: Saya meracuni banyak orang. Hahah. Tapi, kedepannya, saya ingin meracuni mereka bahwa main golf itu adalah pride yang beda. Golf cocok bagi siapa saja.

Ilman: Target dekat sih bisa stay di angka 8 kecil. Kalau target jauh break 80. Proses panjang ya, haha. Sebelum umur 40 than, ada banyak bucket list, misalnya main di St. Andrews.

What’s in your golf bag?

Ilham: Driver: Pink G400Max. 3 Wood seri G, Rescue ada Titleist 518 rescue 3, Rescue 5 Taylormade burner, Iron ada callway, Wedge ada Titleist 52 dan 60. Putter Scotty Cameron. Sepatu ada Adidas dan Nike. Shirt saya lebih dominan Footjoy sama Adidas. Golf Ball biasanya Taylormade atau Pro V. Glove saya sering pakai lokal, Good Game atau Oloro.

Ilman: Driver TaylorMade M2. Saya tidak pakai Wood. Selanjutnya ada Hybrid Nike 2, 18 derajat. Hybrid Cleveland 3 Iron. Ironset pakai Titleist TMB. Wedges ada Cleveland termasuk Tour Edition dan Titleist. Bola saya pakai Titleist AVX, kalau sepatu pakai Adidas Boast.

You May Also Like

More From Author