Di dunia badminton tanah air nama Justian Suhandinata dikenal dengan baik. Pemain nasional tahun 1967, akademisi dan pebisnis yang aktif berolahraga ini adalah salah satu pengurus PB Tangkas, sebuah klub badminton yang telah melahirkan sepuluh atlit bulutangkis dengan prestasi dunia. 30 cabang olahraga dapat beliau lakukan, Justian demikian beliau biasa disapa menuturkan bahwa badminton dan golf adalah dua olahraga yang harus dijalani dengan penuh kedisiplinan. Mengaku jarang bermain golf di driving range dan lebih memilih badminton untuk menjaga kebugaran adalah salah satu cerita menarik ketika Golfmagz berbincang santai dengan sang olahragawan ini.
Bagaimana Anda Akrab Dengan Golf?
Perkenalan saya dengan olahraga golf sebenarnya diawali karena urusan bisnis, sekitar 30 tahun yang lalu. Golf bagi saya hanya just for fun, bertemu dengan klien dan kolega. Saya masih ingat dahulu saya mulai bermain di Senayan Golf.
Boleh Tahu Handicap Anda Sekarang?
Handicap resmi saya 22. Di Friendly Golf Club semua handicap dimonitoring dengan baik, dihitung berdasarkan rumus dari PGI. Dahulu, sebelum dihitung dengan komputer banyak anggota Friendly Golf Club yang sembarang memasukan handicap. Namun, sekarang semua terdokumentasi dengan baik sehingga tidak ada kecurangan.
Bisa Diceritakan Tentang Friendly Golf Club?
Friendly Golf Club adalah komunitas golf dengan member yang terbatas dan itulah kelebihan kami. Syarat untuk masuk dalam komunitas ini tidak sembarangan, untuk member yang akan masuk dalam komunitas ini wajib mengikuti beberapa aturan. Syarat pertama adalah sportif, mengikuti rules golf dengan baik. Kedua, general attitudenya harus baik, salah satu contohnya adalah seperti bagaimana cara memperlakukan caddy. Terakhir rekomendasi dari member lama sangat diutamakan. Mungkin, kami adalah satu satunya komunitas golf di Indonesia yang menerapkan sistem membership seperti itu.
Bagaimana Dengan Turnamen, Apakah Rutin Diadakan?
Jadwal turnamen intern kami terkelola dengan baik. Setiap Senin dan Kamis selama tiga bulan sudah terjadwal. Jadi, dua hari sebelum latihan semua member akan dihubungi baik melalui BB atau Whatsapp. Member yang telah mengkonfirmasi akan hadir harus konsisten. Bagi yang membatalkan akan dikenakan denda dan tidak bisa memilih pairing dalam turnamen. Jadi, di komunitas ini semua diperlakuan sama. Dengan anggota yang heterogen, Friendly Golf Club adalah komunitas golf yang menerapkan kedisiplinan.
Menurut Anda, Apa Perbedaan Badminton dan Golf dan Bagaimana Anda Menjaga Stamina?
Jalan kaki terus. Saya kalau sedang main normal, hampir tidak pernah naik cart kecuali jarak green dan tee jauh. Untuk main 36 hole bagi saya itu hal yang biasa. Dari sisi aerobik golf memang kurang dibanding badminton. Di badminton semua bagian tubuh bergerak, sengaja maupun tidak.
Bicara Soal Badminton, Setelah Pernah Aktif di Olahraga ini, Menurut Anda Bagaimana Nasib Badminton di Indonesia?
Semua tergantung dari yang mengurus, kelihatan dari naik turunnya prestasi. Saya jadi ketum PBSI DKI. Berbagai terobosan dan prestasi saya buat, hal itu kemudian menjadi panutan pemda pemda di Indonesia, salah satunya adalah pembangunan kompleks pelatihan di Cipayung. Periode kedua ketika Olimpiade Barcelona 1992. Kita dapat 2 emas, 2 perak, 1 perunggu. Sebelumnya Indonesia ranking 134 lalu menjadi 34. Saya merasa bangga bisa membuat Indonesia jaya di Olimpiade. Sejak itu, kita pasti dapat (medali). Kecuali 2 tahun yang lalu tradisi itu agak terputus. Sekali lagi semua ini tergantung dari komandonya, ketua umumnya.
Apakah hal itu terjadi hal yang sama di Golf?
Pastilah, saya berani bilang orang yang berani berdedikasi tanpa punya vested interest pribadi sungguh jarang di Indonesia.
Saran Untuk Golf di Indonesia ?
Kita harus mencari filantropis yang tidak butuh duit, tidak butuh posisi. Ingin dekat dengan Presiden, dan sebagainya. Salah satu jalan keluarnya adalah olahraga bisa masuk ke APBN, kalau masuk APBN, tokoh tokoh yang tidak kaya pun bisa memimpin. Sekarang ini kalau tidak punya modal atau posisi politik, ya ga dipandang.
Selain itu, pemain kita kalau tidak dilatih di Amerika tidak akan ada yang juara. Kenapa? Disini kompetisinya tidak ada. Hanya disuruh driving terus. Di Amerika, kejuaraan junior tiap minggu selalu ada. Kalau disini jarang, hal ini mengakibatkan golfer junior menjadi bosan, jarak antara kejuaraan satu dengan lainnya lama, trus berhenti.
Sekarang ini olahraga masih menjadi prioritas no. 16 di republik kita ini. So, bisa mengharapkan apa dari prioritas ini. Apakah bersedia disamakan dengan kepentingan lain, seperti pendidikan, perumahan, sekolah, kesejahteraan rakyat. Kenapa badminton bisa berjaya? Ada 4-5 orang gila di Indonesia, termasuk saya. Ngapain coba saya memelihara klub badminton 63 tahun dari orang tua saya, berapa duit yang saya keluarkan tidak ada satu sen pun dari negara. Jadi otomatis, Jaya Raya, Tangkas, Djarum, di beberapa klub di Bandung, mereka dengan sukarela memajukan pemain pemain badminton Indonesia