Tren Puasa di Dunia Olahraga

2 min read

Puasa yang dijalani oleh olahragawan sebenarnya bukan pola baru. Sebaliknya, para olahragawan mengaku bahwa berpuasa membantu mereka untuk mendapatkan komposisi tubuh dan konsentrasi yang mereka inginkan.

Awalnya tren berpuasa di dunia olahraga atau yang lebih dikenal dengan istilah intermittent fasting marak dilakukan para olahragawan pada awal 2013. Tren ini merupakan teknik pola makan yang berdampak pada komposisi tubuh bagi atlit binaraga.

Salah seorang praktisi kebugaran dan pelaku intermitten fasting, Jason Maxwell mengungkapkan bahwa tidak semua orang cocok dengan variasi yang ada pada pola puasa ini.

Dalam berbagai seminar Jason mengungkapkan bahwa ada 2 jenis intermitten fasting: puasa penuh dan puasa harian serta bagaimana atlit mempraktekan dalam keseharian mereka.  Pola puasa penuh yang disebutkan oleh Jason adalah teknik berhenti makan selama 24 jam non stop. Pada pola ini tubuh diberikan kesempatan untuk mengalami berbagai pertumbuhan seperti meningkatnya hormon, detoksifikasi organ hati, penurunan level radang serta asupan kalori yang lebih rendah. Tujuan dari pola puasa penuh selama 24 jam ini biasanya erat kaitannya dengan berbagai cidera ringan dan nyeri sendi yang terjadi dalam seminggu terakhir serta membantu atlit dalam menjaga tingkat komposisi lemak dan berat badan. Jason juga mengatakan bahwa pola ini  cocok dilakukan oleh atlit binaraga, atlit bela diri, pelari, dan atlit yang membutuhkan ketahanan tubuh.

Pola kedua adalah puasa harian. Beberapa pakar kebugaran mengatakan bahwa puasa jenis ini hanya berlangsung selama 16 jam yang diselingi makan tiap 8 jam. Secara umum pola puasa ini berdampak pada performa atletik seseorang. Selain itu, ketika menjalani puasa harian ini otak akan bekerja maksimal dan fokus tinggi akan mudah tercapai dan hal itulah yang harus bisa dimanfaatkan oleh para atlit. Pola puasa harian ini sangat dianjurkan dilakukan oleh atlit yang membuuthkan konsentrasi tinggi dan tidak cocok bagi atlit yang membutuhkan kekuatan fisik.

Pada dasarnya puasa baik dan sangat dianjurkan untuk siapa saja. Termasuk intermittent fasting ini. Bagi orang umum (non atlit) pola puasa ini juga berdampak positif terhadap badan. Bukan hanya untuk detoksifikasi dan melangsingkan badan, puasa jenis ini mampu mencegah diabetes secara efektif. Manfaat berikutnya adalah melindungi jantung, mengurangi stress, mencegah kanker dan alzheimer serta memperpanjang usia.

You May Also Like

More From Author