Wisata Spiritual Bangkitkan Pariwisata Bali

2 min read

Secara global, pandemi belum menunjukkan grafik melandai. Berbagai upaya telah dilakukan terutama untuk menopang perekonomian. Pariwisata dan ekonomi kreatif adalah salah satu sektor pertama yang terpukul akibat wabah ini. Berbagai langkah kreatif terus diupayakan untuk setidaknya menciptakan tren positif.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menginisiasi diselenggarakannya kegiatan Implementasi Protokol CHSE melalui program “We Love Bali”. Program ini merupakan salah satu bentuk dukungan kepada para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang melibatkan 349 industri dan 8.421 tenaga kerja, serta diikuti oleh 4000 peserta dari masyarakat umum yang berasal dari Bali.

Melalui program ini, berbagai destinasi non populer juga diperkenalkan lebih luas lagi. Selain untuk lebih memperkenalkan destinasi-destinasi selain yang sudah terkenal, tempat-tempat baru atau yang belum dikenal luas oleh publik mampu menjadi opsi wisata yang memberikan pengalaman berbeda.

Wisata religi dan spiritual yang diperkenalkan kembali sebagai salah satu tujuan wisata andalan bukan hanya dikhususkan bagi wisatawan tertentu. Diperkenalkannya wisata spiritual untuk berbagai kalangan ini selain bertujuan untuk mengembalikan potensi wisata tanah dewata, langkah ini juga dimaksudkan untuh memberikan pengalaman baru dan membuka wawasan yang diharapkan bahwa setelah pandemi kehidupan dan toleransi di masyarakat semakin membaik.

Di Bali, jika selama ini wisata spiritual erat kaitannya dengan daerah Ubud, maka pengenalan beberapa pura akan menjadi konsep baru yang penting. Salah satu pura penting yang bisa dikunjungi adalah Pura Luhur BatuKau yang terletak di Tabanan. Berlatar belakang pegunungan BatuKaru, pura yang dibangun pada abad 13 ini, selain menyajikan panorama cantik juga memiliki energi positif yang baik untuk lebih memahahi alam.

 

Masih dari kaki pegunungan, artefak sistem irigasi dan pola cocok tanam pertanian di JatiLuwih lengkap dengan kebersahajaan masyarakat lokal yang masih mengusung konsep kehidupan tradisional menjadi daya tarik untuk dikunjungi bersama keluarga. Selain mengenal lebih dekat kehidupan petani, kegiatan bersepeda atau berlari di pinggir persawahan tentu saja akan menjadi agenda wisata yang berkesan.

You May Also Like

More From Author